Alergi dan Intoleransi, Serupa tapi Tak Sama

Makan memang hal yang sangat penting untuk tubuh, pasalnya tanpa makan manusia tidak mendapatkan mempunyai energi untuk melakukan aktivitas. Namun, bagi beberapa orang tidak semua makanan bisa diterima baik dengan tubuh. Reaksi negatif dari tubuh saat mengkonsumsi makanan terbagi menjadi dua kategori, yaitu alergi dan intoleransi. Walaupun sama-sama reaksi negatif, keduanya ternyata berbeda, loh!

Apa itu Alergi dan Intoleransi?

Alergi merupakan reaksi dari sistem kekebalan tubuh terhadap zat tertentu. Zat yang mempengaruhi terjadinya alergi disebut alergen. Alergen setiap orang berbeda-beda mulai dari makanan, suhu, bulu hewan, serangga, hingga obat-obatan. 

Sedangkan intoleransi adalah reaksi tubuh saat kondisi tubuh tidak memiliki enzim yang dibutuhkan untuk mencerna, sehingga sulit mencerna makanan. Reaksi dari intoleransi biasanya terjadi sistem pencernaan.

Bagi seseorang yang memiliki alergi, mengkonsumsi alergen dalam jumlah sedikit dapat menimbulkan reaksi pada tubuh. Sedangkan pada seseorang yang mengalami intoleransi, mengkonsumsi makanan yang menimbulkan intoleransi dalam jumlah sedikit tidak akan menimbulkan reaksi.

Penyebab Munculnya Alergi

1. Tidak Terbiasa Mengkonsumsi Makanan Tertentu

Di usia belia, anak perlu diajarkan untuk mengenal makanan yang bervariasi. Hal tersebut mempunyai tujuan agar sistem imun dapat mengenali berbagai makanan sejak dini, agar ketika dewasa tubuh tidak menolak diberi makanan tertentu.

2. Adanya Riwayat Alergi pada Keturunan

Alergi bersifat menurun secara genetik, sehingga menyebabkan ibu atau ayah yang memiliki alergi tertentu dapat menurun pada anaknya.

3. Jarang Terkena Alergen

Sama halnya dengan tidak terbiasa pada makanan tertentu. Apabila pada usia dini jarang terkena alergen seperti debu, serangga, bulu hewat, atau cuaca tertentu kondisi imun tubuh tidak dapat mengenali macam-macam alergen.

Penyebab Munculnya Intoleransi

1. Kurangnya Enzim Tertentu dalam Tubuh

Enzim adalah zat yang dibutuhkan agar makanan bisa dicerna dengan baik. Apabila tidak terdapat atau kekurangan enzim tertentu, pencernaan dalam tubuh tidak bisa berjalan lancar.

2. Bahan Kimia dalam Makanan 

Pada kondisi tubuh tertentu, bahan kimia pada makanan tertentu tidak dapat ditoleransi. Seperti kandungan amina yang terdapat pada keju, dan kafein yang ada di teh, kopi, dan cokelat.

3. Kandungan Histamin dan Salisilat pada Makanan

Kandungan histamin terdapat pada ikan dan jenis makanan tertentu yang tidak disimpan dengan benar, sehingga menjadi busuk dan muncul kandungan histamin. Sedangkan kandungan salisilat muncul secara alami pada tanaman sebagai bentuk pertahanan melawan bakteri dan penyakit bebahaya. Salisilat biasanya terdapat pada sayur, buah, rempah-rempah, teh, zat tambahan rasa, dan tumbuhan herbal. Beberapa kondisi tubuh manusia yang tidak mentolerir kandungan histamin dan salisilat akan mengalami intoleransi.

Bagaimana Gejala Alergi dan Intoleransi?

Gejala Alergi Ringan:

  • Bersin dan hidung berair
  • Batuk
  • Ruam kemerahan disertai gatal
  • Bengkak di beberapa bagian tubuh
  • Mata merah, gatal, dan berair
  • Sakit perut, mual, mutah, hingga diare

Gejala Alergi Berat:

  • Mual dan mutah
  • Tekanan darah turun secara drastis
  • Pusing
  • Sesak napas
  • Pingsan
  • Ruam kemerahan melebar
  • Denyut nadi melemah

Gejala Intoleransi:

  • Lemas
  • Batuk-batuk
  • Sakit perut
  • Perut kembung dan begah
  • Nyeri dada

Walaupun alergi dan intoleransi hampir sama, namun intoleransi tidak memiliki dampak yang serius, namun alergi dalam kondisi berat bisa mengakibatkan seseorang kehilangan nyawa. Jadi, apabila mengalami gejala-gejala tersebut segera konsultasikan agar tidak mendapatkan penanganan yang salah.

Referensi:

https://www.halodoc.com/artikel/kenali-perbedaan-alergi-dan-intoleransi-makanan

https://www.halodoc.com/artikel/intoleransi-makanan-vs-alergi-makanan-mana-yang-lebih-bahaya

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/food-allergy/expert-answers/food-allergy/faq-20058538

Leave your thought here