Apa itu Stres Oksidatif?
Stres oksidatif merupakan kondisi tidak seimbangnya produksi radikal bebas dengan antioksidan yang berfungsi untuk mempertahankan kondisi tubuh agar tidak terjadi kerusakan jaringan.
Radikal bebas merupakan molekul reaktif yang bisa merusak protein, sel, dan DNA. Radikal bebas bisa berkembang karena adanya radiasi, polusi, dan bahan kimia. Namun, secara alami tubuh juga memproduksi radikal bebas karena salah satu bagian dari proses metabolisme normal. Apabila jumlah radikal bebas tidak terkontrol karena tidak adanya antioksidan, muncullah stres oksidatif yang dapat mempengaruhi kulit.
Apa Penyebab Stres Oksidatif?
1. Sinar UV
Sinar UV pada matahari memiliki sifat oksidatif karena dapat menghasilkan senyawa radikal bebas yang dinamakan reactive oxygen species (ROS). Sehingga dapat memicu terjadinya kanker kulit, kerusakan sel kulit, serta penuaan dini.
2. Polusi
Polusi kendaraan adalah salah satu pemicu peningkatan radikal bebas yang dapat memicu stres oksidatif dan memunculkan gangguan penyakit kulit.
3. Mental Tidak Stabil
Saat mental tidak stabil atau saat stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang bisa membuat daya tahan tubuh menurun. Sehingga, tubuh tidak mampu melawan virus, bakteri, dan radikal bebas.
4. Konsumsi Makanan Kurang Nutrisi
Kurang mengkonsumsi makanan yang bernutrisi membuat tubuh tidak dapat melawan radikal bebas. Sehingga kerap mengalami stres oksidatif.
5. Merokok
Bahan oksidan pada rokok sangatlah besar, mulai dari aldehida, epoxida, peroxida, dan radikal bebas lain yang apabila masuk ke dalam tubuh akan menetap cukup lama sehingga memunculkan berbagai gangguan.
Selain itu, bahan lain seperti nitrit oksida, radikal peroksil, dan radikal yang mengandung karbon ada dalam fase gas. Juga mengandung radikal lain yang relatif stabil dalam fase tar. Pada satu hisapan rokok mengandung 1.014 molekul radikal bebas yang sangat berbahaya.
Pengaruh Stres Oksidatif pada Kulit
1. Peradangan
Radikal bebas dapat merusak sel-sel kulit yang sehat, sehingga memicu terjadinya peradangan atau reaksi inflamasi kulit. Sehingga kulit mengalami dermatitis dan psoriasis.
2. Penuaan Dini
Tingginya radikal bebas yang memicu terjadinya stres oksidatif dapat membuat proses penuaan lebih cepat datang. Hal ini karena radikal bebas merusak kolagen dan elastin kulit. Sehingga, kulit akan lebih kendur, kehilangan elastisitasnya, muncul keriput, dan garis halus.
3. Hiperpigmentasi
Tingginya radikal bebas yang masuk ke kulit dapat merusak sel melanosit. Sel melanosit merupakan sel yang memproduksi melanin yang memunculkan pigmen-pigmen. Sehingga, kulit akan muncul bercak-bercak bewarna gelap pada kulit.
4. Kanker Kulit
Radikal bebas yang masuk ke kulit menyebabkan stres oksidatif yang dapat merusak banyak jaringan kulit. Yaitu jaringan lemak, protein, dan DNA. Kondisi inilah yang berisiko terkena kanker kulit.
Cara Mengelola Stres Oksidatif
1. Tidak Mengkonsumsi Rokok
Tidak lagi mengkonsumsi rokok dan menghindari lingkungan yang penuh asap rokok merupakan salah satu cara agar tidak terpapar radikal bebas yang merupakan penyebab stres oksidatif.
2. Menghindari Polusi
Melindungi kulit dengan memakai masker dan pakaian yang tertutup dapat meminimalisir polusi masuk ke dalam tubuh.
3. Mengelola Stres
Stres yang dapat dikelola dengan baik akan membantu menekan risiko stres oksidatif. Untuk mengurangi stres psikologis lakukan teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, serta berolahraga. Atau berkonsultasi pada psikolog untuk membantu mengelola stres dengan baik.
4. Melindungi Kulit dari Sinar UV
Melindungi kulit dari sinar UV bisa dilakukan dengan memakai sunscreen dengan SPF yang sesuai. Serta menggunakan pakaian tertutup atau yang sudah terproteksi dari sinar UV agar kulit tetap terlindungi.
5. Menggunakan Produk Perawatan Kulit
Gunakan produk yang mengandung antioksidan dan vitamin C untuk melindungi kulit dari radikal bebas. Gunakan Near Forest yang terbuat dari calendula oil yang mengandung senyawa antioksidan sepertu flavonoid dan karotenoid. Serta sunflower oil, dan argan oil pada Near Forest yang mengandung vitamin E, salah satu antioksidan yang baik untuk menangkal radikal bebas.
6. Mengkonsumsi Antioksidan
Mengkonsumsi antioksidan merupakan cara termudah untuk menangkal radikal bebas. Beberapa makanan yang dapat dikonsumsi yaitu, stroberi, jeruk, bluberi, bayam, kol ungu, brokoli, ubi ungu, dan coklat hitam.
Referensi:
https://msglowformenid.com/realmenzone/articles/apa-itu-stres-oksidatif-penyebab-dan-bahayanya
https://www.halodoc.com/artikel/kenali-4-bahaya-stres-oksidatif-bagi-kesehatan-tubuh